Wanita Berusia 116 Tahun Membagikan Rahasia Hidupnya yang Mengejutkan

Harapan hidup seorang manusia biasanya berkisar antara 70 hingga 80 tahun. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata usia harapan hidup penduduk mencapai 72,39 tahun pada tahun 2024.

Meskipun demikian, ada beberapa individu yang mampu hidup lebih dari seratus tahun. Salah satu contohnya adalah Jeanne Calment, wanita yang dinyatakan sebagai manusia tertua di dunia dengan usia 122 tahun saat meninggal.

Berdasarkan informasi, Jeanne lahir pada 21 Februari 1875 dan meninggal pada 1997. Usia luar biasa ini menunjukkan bahwa keajaiban hidup panjang dapat terjadi dalam kehidupan nyata.

Selain Jeanne, ada Kane Tanaka, yang menjadi wanita tertua kedua di dunia dengan usia 119 tahun saat meninggal. Ia lahir pada tahun 1903, dan kisah hidupnya juga menyoroti tema kehidupan panjang yang menginspirasi banyak orang.

Sebagai contoh lain, Sarah Knauss dikenal sebagai manusia tertua ketiga di dunia, meninggal pada usia 119 tahun 97 hari. Dia menunjukkan bahwa usia yang luar biasa bukanlah hal yang mustahil bagi manusia.

Dalam segi pria, Jiroemon Kimura memegang rekor sebagai pria tertua dengan usia 116 tahun 54 hari saat meninggal pada tahun 2013. Kisah hidup mereka dapat memberikan banyak pelajaran berharga tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap umur panjang.

Negara Jepang dikenal dengan banyak warganya yang hidup melebihi usia 100 tahun, termasuk Tomika Itooka, yang meninggal di usia 116 tahun. Ini menjadi salah satu contoh bagaimana budaya dan lingkungan dapat berperan dalam kesehatan dan umur panjang.

Setelah kematian Itooka, peringkat 10 besar manusia tertua diduduki oleh Chiyo Miyako, yang berusia 117 tahun 81 hari. Hal ini menunjukkan bahwa daftar umur panjang terus berkembang, mencerminkan keragaman pengalaman hidup setiap individu.

Perspektif Menarik tentang Kesehatan dan Umur Panjang

Fenomena orang-orang yang hidup sangat panjang menarik perhatian ahli demografi dan kesehatan. Dalam banyak kasus, mereka yang mencapai usia lanjut seringkali memiliki kebiasaan hidup yang sehat. Ini mencakup pola makan, aktivitas fisik, dan interaksi sosial yang baik.

Misalnya, Ethel Caterham, yang kini berusia 116 tahun, memberikan pandangan menarik tentang rahasia hidupnya yang panjang. Menurutnya, salah satu kunci rahasia adalah tidak berdebat dengan siapapun, lebih memilih untuk mendengarkan dan mengikuti apa yang disukainya.

Caterham lahir pada 21 Agustus 1909 dan menjadi yang tertua hidup saat ini. Beliau bahkan mendapatkan ucapan selamat dari Raja Charles III di hari jadinya yang ke-116. Ini menunjukkan perhatian yang besar terhadap individu-individu yang mencapai usia lanjut.

Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup lebih lama. Interaksi sosial dapat menjadi sumber dukungan sekaligus faktor pendorong kesehatan mental yang baik.

Banyak ahli sepakat bahwa ada hubungan antara mental yang positif dan umur panjang. Dengan menjaga pikiran yang sehat, individu dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan, berkontribusi pada masa hidup yang lebih panjang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harapan Hidup

Banyak faktor memengaruhi harapan hidup seseorang, termasuk genetik, pola makan, dan lingkungan tempat tinggal. Sebagai contoh, daerah yang memiliki akses baik ke layanan kesehatan dan makanan bergizi cenderung memiliki masyarakat dengan harapan hidup yang lebih tinggi.

Pola makan yang sehat, seperti diet Mediterania yang kaya akan sayuran, buah-buahan, dan lemak sehat, terbukti berkontribusi pada kesehatan jangka panjang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nutrisi dalam menentukan kualitas hidup seseorang.

Selain pola makan, aktivitas fisik juga sangat penting. Menjaga tubuh tetap aktif dengan olahraga teratur dapat mencegah banyak penyakit dan meningkatkan kualitas hidup yang baik di usia lanjut. Dengan melakukan hal-hal sederhana seperti berjalan kaki atau berkebun, individu dapat menjaga kebugaran mereka.

Lebih dari itu, faktor lingkungan, termasuk pola stres, juga dapat memengaruhi harapan hidup. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang stabil dan damai cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang terpapar pada stres berkepanjangan.

Peran komunitas juga tidak bisa diabaikan. Masyarakat yang mendukung dan membangun jaringan sosial dapat membantu para anggotanya untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, memberikan rasa memiliki dan dukungan emosional.

Menghadapi Usia Lanjut dengan Bijaksana

Berbicara tentang menghadapi usia tua, penting bagi setiap individu untuk merencanakan dan mempersiapkan fase kehidupan ini dengan baik. Hal ini termasuk menjaga kesehatan fisik serta mental dalam jangka panjang. Dengan cara ini, mereka dapat menjalani usia tua dengan lebih baik.

Pentingnya menjaga kesehatan mental tidak bisa diremehkan, terutama di usia lanjut. Banyak orang mengalami kesepian atau depresi saat mereka mulai kehilangan banyak hal dari hidup mereka. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga dan teman sangat penting.

Pendidikan, baik formal maupun informal, juga berperan dalam bagaimana seseorang menghadapi usia tua. Belajar hal baru sepanjang hidup dapat mempertahankan kegairahan dan rasa ingin tahu, menjaga pikiran tetap aktif dan tajam.

Kebanyakan orang yang mencapai usia lanjut sering kali memiliki filosofi hidup yang positif dan mampu mengambil hikmah dari setiap pengalaman. Sikap optimis dan bersyukur dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup seseorang.

Dengan demikian, harapan hidup yang lebih panjang bukan hanya tentang angka, tetapi lebih pada bagaimana seseorang menikmati dan menjalani hidupnya dengan penuh makna. Kita semua memiliki potensi untuk hidup lebih lama dan lebih berkualitas jika kita menerapkan prinsip-prinsip yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan.

Related posts